Sabtu, 12 September 2015

Struktur Sosial Masyarakat Pulongandang Kulon

STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT PULONGANDANG RT 13/03 CABANGBUNGIN BEKASI TAHUN 2004


Pada tahun 2004 komunitas masyarakat Pulongandang kebanyakan merupakan para petani tradisional dan berladang di kebun. 

Kehidupannya masih sederhana begitu juga dengan kehidupan anak-anaknya. Ketika pagi para orang tua pergi ke sawah dan ketika siang mereka pulang untuk istirahat, makan dan ketika sore mereka berkumpul untuk sekedar mengobrol dan bercerita tentang kendala yang mereka hadapi di persawahan atau perkebunan. 

Karena memang kebanyakan masyarakat Pulongandang kebanyakan bermatapencaharian sebagai petani atau mengelola perkebunan sehingga kehidupan mereka banyak dihabiskan di sawah atau di kebun. Pada tahun 2004 jarang yang bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan atau bekerja di perkotaan. Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu informan bernama ibu Eti (21 tahun)
waktu tahun 2004-an mah jarang yang kerja di kota sama kerja di PT jadi karyawan, paling kalo ke kota cuma ngojek doang. Yang kerja jadi karyawan juga jarang, kan dulu mah PT-nya juga jauh dari sini, ga kaya sekarang deket.
Dari hasil wawancara dengan informan ini dapat disimpulkan bahwa dahulu masyarakat Pulongandang sangat jarang yang bekerja sebagai karyawan karena jarak antara rumah mereka di Pulongandang dengan Perusahaan atau yang disebut oleh masyarakat sekitar dengan PT berjarak cukup jauh karena dahulu daerah Pulongandang ini belum tersentuh oleh industrialisasi, namun sekarang industrialisasi melanda daerah sekitar Pulongandang ini dan telah berdiri beberapa perusahaan nasional maupun multinasional. 

Dahulu faktor jarak menghambat masyarakat pulongandang mencari pekerjaan lain. faktor jarak pulalah yang membuat mereka mengurungkan niatnya untuk beralih profesi dari petani menjadi karyawan atau buruh di suatu perusahaan.

Sedangkan kehidupan anak-anaknya juga masih sederhana ketika pagi mereka pergi sekolah dan ketika pulang sekolah mereka bermain bersama di rumah teman atau pergi ke lapangan di depan salah seorang rumah warga untuk bermain permainan tradisional seperti permainan petak umpet, benteng, cip-cipan, lompat gunung, coran, bermain kelereng. 

Pada tahun 2004 belum ada permainan modern, jangankan permainan modern, peralatan elektronik pun masih jarang di daerah tersebut. Semua jenis permainan tradisional yang sering dimainkan oleh komunitas anak-anak di Pulongandang sangat membutuhkan kordinasi antar pemain dan interaksi yang cukup intens atau sering. 

Kebanyakan permainan tradisional tersebut juga membutuhkan tenaga karena dimainkan dengan kegiatan fisik seperti lari-lari. Dengan bermain permainan tradisional yang dilakukan dengan bertatap muka secara langsung, kordinasi dengan teman dan kebersamaan membuat hubungan antar mereka sangat akrab dan saling mengenal. Seperti yang di ungkapkan Deri (20 tahun) :
ia dulu mah pas pulang sekolah main dulu bareng temen di lapangan kalo ga ke rumah      temen, walaupun cape pulang sekolah tapi seneng aja kalo pulang sekolah terus maen bereng temen, ketawa-ketawa, ngobrol, kejar-kejaran kalo lagi maen benteng,cip-cipan. Asiklah pokonya.
Dari penuturan informan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa saat memainkan permainan tradisional mereka melibatkan fisik dan hubungan kedekatan sehingga diantara mereka terjalin hubungan yang baik dengan sesama teman sepermainan. Saat bermain juga terjadi interaksi yang kreatif diantara mereka lewat obrolan dengan teman membuat mereka bisa saling mengenal satu sama lain.

Di bawah ini penulis akan sajikan tabel jenis permainan kolektif yang serig dimainkan oleh komunitas anak-anak di Pulongandang RT 13/03 pada tahun 90an
                                                     
Nama Permainan
Jumlah pemain
Petak umpet
Minimal 2 orang
Benteng
Minimal 4 orang
Cip-cipan
Minimal 4 orang
Lompat gunung
Minimal 2 orang
kelereng
Minimal 2 orang
coran
Minimal 2 orang
Lempar bite
Minimal 2 orang
Sumber : data hasil wawancara penulis dengan informan yang pada tahun 1994 usia 11 tahun

Dari table 1 dapat dilihat bahwa jenis permainan tradisional yang sering dimainkan oleh komunitas anak-anak di jalan Pulongandang RT 13/03 merupakan jenis permainan kolektif yang harus dimainkan dengan lebih dari 2 orang.

Struktur Sosial Masyarakat Pulongandang Kulon Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin Pulsa

0 komentar:

Posting Komentar